Jumat, 05 Mei 2017

Danrem 162/WB: Jangan Membawa Beras Keluar NTB Sebelum Stok Beras di NTB Terpenuhi


Pendam IX/Udayana
Jumat, 5 Mei 2017

Kodim 1620 Lombok Tengah (Loteng) berhasil menggagalkan pengiriman 21 ton beras. Jenis beras super yang hendak di kirim ke luar daerah. Tepatnya ke wilayah Sragen Jawa Tengah. Beras tersebut diangkut menggunakan mobil kontainer warna putih dengan nomor polisi (Nopol) DK 9546 SN Kamis (4/5) di Loteng.

Beras ini disebut-sebut merupakan milik seseorang pengusaha asal Lombok Tengah. Penggagalan ini berawal dari pengintaian yang dilakukan oleh anggota jajaran Kodim 1620/Loteng. Mobil kontainer tersebut dicegat di sekitar daerah Gerung  Lombok Barat (Lobar) oleh petugas, petugas kemudian menanyakan perihal surat jalan dan keterangan barang ke pengemudi truk. Selanjutnya, petugas menyita dokumen dan alat komunikasi pengemudi. Setelah dilakukan koordinasi, kontainer beserta pengemudinya dibawa ke Kodim 1606/Lobar.

Mendapat laporan dari anggota, Danrem   162/WB   bersama Kabulog Drive Prov. NTB dan Kadistan Prov. NTB  langsung menuju dilokasi. Pada kesempatan tersebut Danrem 162/WB Kolonel Inf Farid Makruf, M.A.  mengatakan bahwa hal ini dilakukan mengingat adanya kesepakatan dan mendapat restu dari Gubernur NTB, bahwa tidak ada beras atau gabah yang boleh keluar dari NTB, sebelum stok di NTB terpenuhi. ‘’ oleh karena itu saya berhak untuk menangkap barang dan orang seperti ini.’’

Menurut Danrem Ini melanggar aturan yang sudah dibuat dan ini juga akan dilaporkan kepada Gubernur NTB. Danrem menghimbau kepada pemilik beras dan sebagainya bahwa TNI akan melakukan operasi, ‘’ jangan membawa gabah atau beras keluar NTB sebelum stok beras di NTB terpenuhi,’’ karena NTB disebut sebagai salah satu dari sepuluh sentral padi terbesar di Indonesia. Selain itu, hal ini juga nantinya bertujuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  masyarakat  NTB.  ‘’  tetapi  dengan catatan, stok kita di NTB harus aman dulu. Baru boleh membawa barang-barang ini ke luar NTB,’’ tegas Danrem 162/WB.

Danrem juga menambahkan bahwa secara procedural, TNI akan melaporkan ke kepolisian, kemudian juga melapor ke Gubernur NTB, setelah itu baru nanti akan diputuskan apakah beras ini akan dijual kepada kita atau kita tahan disini,  ini hak kami  karena ini sudah merupakan kesepakatan dengan Gubernur NTB.

21 ton beras ini juga disebut Danrem masih bisa ditampung di Bulog NTB,  tapi malah akan dibawa keluar NTB. Danrem  yakin, beras ini dijual keluar NTB   gunakan  untuk mencari keuntungan yang lebih besar dan semena-mena,  itu jelas tidak boleh kita penuhi dulu di NTB ini,  baru boleh membawa keluar,’’ tandasnya.(Kodim 1620/Loteng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar