Minggu, 29 Oktober 2017

Prajurit Indobatt 23-K Peringati Hari Sumpah Pemuda di Daerah Misi

Pendam IX/Udayana
Minggu, 29 Oktober 2017

Prajurit Indobatt XXIII-K/UNIFIL Menyelenggarakan Upacara Peringatan Sumpah Pemuda Ke–89 Tahun 2017 dilapangan Sukarno Markas Indobatt, UNP 7-1 Adchit Al Qusayr Lebanon 28 Oktober 2017. Upacara ini diikuti oleh seluruh personel Prajurit Indobatt XXIII-K/UNIFIL. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Komandan Indobatt XXIII-K/UNIFIL Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd, dengan Komandan Upacara Kapten Inf Arif Candra Gunawan.

Rangkaian upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan tema ‘Pemuda Indonesia Berani Bersatu’ tersebut diisi dengan pembacaan Pancasila oleh Inspektur Upacara, Pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda oleh Serda Yustendi pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945 oleh Sertu Muhammad Akbar dan pembacaan doa oleh Sertu Suwardi.

Komandan Indobatt XXIII-K/UNIFIL Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd, selaku Inspektur Upacara membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi. Ia mengatakan bahwa Sumpah Pemuda dibacakan di arena Kongres Pemuda ke-2 dan dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. Lebih lanjut Menpora mengatakan sebagai pemuda kita Kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda.

Oleh karena itu, kita harus meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya. Dalam pidatonya beliau juga menyampaikan pesan Bapak Presiden Pertama Bapak Presiden Sukarno bahwa “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir, pesan yang disampaikan oleh Bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generasi muda Indonesia.” Jelas Menpora.

Diakhir pidatonya Mempora mengajak seluruh Pemuda Indonesia. Mari kita cukupkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Stop segala bentuk perdebatan yang mengarah pada perpecahan bangsa. Kita seharusnya malu dengan para pemuda 1928 dan juga kepada Bung Karno karena masih harus berkutat di soal-soal ini. Sudah saatnya kita melangkah ke tujuan lain yang lebih besar, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Penerangan Yonmek Konga 23-K)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar