Pendam
IX/Udayana
Rabu,
11 April 2018
Dharma
Santi sebagai rangkaian perayaan hari Raya Nyepi secara filosofi mengadung
makna untuk saling memaafkan antara sesama untuk mencari kedamaian. Terkait hal
itu Umat Hindu Kodam IX/Udayana melaksanakan kegiatan Dharma Santi sebagai
rangkaian hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940/2018, pada Rabu (11/4) di Aula
Udayana Makodam IX/Udayana.
Kegiatan
ini diikuti oleh sekitar 600 orang personel satuan jajaran Garnizun Denpasar,
dengan mengusung tema : Melalui Catur Brata Panyepian Kita Tingkatkan Sradha
Dan Bhakti Parajurit Serta PNS TNI-AD Yang Dilandasi Jiwa Kesatria, Militan, Loyal,
Profesional Dan Modern Guna Mendukung Tugas Pokok.
Acara
diawali dengan Tari Sekar Jempiring yang dikenal juga sebagai Maskot Kota
Denpasar yang terbangun dari inspirasi keindahan warna dan harumnya aroma Bunga
Jempiring, dipersembahkan oleh para Mahasiswa Akper Denpasar, serbagai ucapan
selamat datang dan terimakasih kepada para undangan yang hadir.
Memasuki
acara pokok dibacakan Sloka dan
Palawakya yang diambil dari Wira Carita Adi Parwa, dibacakan oleh Ni Wayan Ari
Sukmayanti dan diterjemahkan oleh Dewa Made Bali Sugiharta, Mahasiswa Institut
Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Pada
kesempatan tersebut Irdam IX/Udayana, Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede, ST.,
M.Si. mewakili Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P, membacakan
sambutan Pangdam menyampaikan bahwa Dharma Santi yang dilaksanakan hari ini
merupakan akhir dari perayaan Hari Raya Nyepi yang secara filosofi memiliki
makna kedamaian atau berdamai, ini sangat positif dimana kita saling
mengucapkan selamat dan saling memaafkan untuk memperoleh suatu kedamaian.
“Kita
patut berbangga karena semua rangkaian kegiatan Hari Raya Nyepi dapat berjalan lancar,
aman dan nyaman, ini menunjukkan bahwa keharmonisan dan kerukunan antar umat
beragama serta persaudaraan sebagai anak bangsa di wilayah Bali sudah tercipta
dengan baik, kondisi yang kondusif seperti ini harus tetap dijaga bersama agar
kedamaian dan kerukunan senantiasa dapat mengiringi kehidupan kita, jadikan
Hari Raya Nyepi ini sebagai sarana perenungan, refleksi diri dan introsfeksi
untuk dapat meningkatkan nilai-nilai kerukunan antar umat beragama,” demikian
harap Pangdam.
Selanjutnya
Dharma Wacana disampaikan oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda yang pada
intinya mengupas tentang makna dan nilai-nilai filosofi Hari Raya Nyepi yang
sesungguhnya masih sangat relefan dihadapkan dengan realita kehidupan saat ini.
Acara
Dharma Santi ini juga dimeriahkan dengan fragmentari dari Sanggar Cahya Art
asuhan Bapak Ketut Lanus, bertemakan Turunnya Senjata Pasupati yang mengisahkan
bagaimana keteguhan hati Arjuna dalam menghadapi godaan yang secara sengaja
disekenario oleh Dewa Siwa dengan mengutus para Bidadari dan para Raksasa untuk
menggoda agar Tapa, Brata, Yoga dan Samadi yang dilakukan oleh Arjuna bisa gagal,
namun berkat keteguhan hati Arjuna pada akhirnya Dewa Siwa menganugrahkan senjata
Pasupati sebagai senajata pamungkas untuk dapat mendamaikan Alam Semesta
beserta dengan segala isinya.
Sebagai
acara tambahan pada kesempatan tesebut juga diserahkan santunan kepada
anak-anak yatim piatu antara lain kepada anak anak Panti Asuhan Hindu
Tattwamasi, Panti Asuhan Muslim Sudirman, Panti Asuhan Kristen Protestan
Anugerah dan Panti Asuhan Katolik Sidiastu.
Para
pejabat yang hadir antara lain, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua FKUB
Bali, Rektor IHDN Denpasar, Ketua PHDI Provinsi Bali, Ketua MUI, Ketua Walubi,
Ketua Keuskupan Bali Nusra, Ketua Matakim Bali, Danrem 163/Wira Satya,
Danrindam IX/Udayana, Para Perwira Ahli, Para Asisten, LO-AL, LO-AU, para
Kabalakdam IX/Udayana dan Para Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana PD
IX/Udayana. (Pendam IX/Udayana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar