Kamis, 30 Agustus 2018

TNI, BMKG dan Tokoh Agama Bergandeng Tangan Edukasi Warga Pasca Gempa Lombok


Pendam IX/Udayana
Kamis, 30 Agustus 2018

Walaupun Tanggap Darurat telah beralih ke masa Transisi, namun pengabdian TNI tak pernah putus untuk membantu kesulitan rakyat, disamping tetap melaksanakan pembersihan puing-puing reruntuhan bangunan, pengabdian tersebut juga terwujud dalam kegiatan sosialisasi kegempaan yang dilaksanakan pada Rabu (29/8), dikoordinir Korem 162/Wira Bhakti, bergandeng tangan dengan BMKG dan Tokoh Agama, agar masyarakat paham dan mengerti terkait dengan kegempaan.

Pada kesempatan tersebut, Danrem menyampaikan kepada awak media, bahwa kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi, menambah wawasan dan meningkatkan keimanan warga agar tetap yakin kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan juga dengan doa dan ilmu kita akan selamat, kami bergandeng tangan dengan Camat, Ustadz dan BMKG untuk mensosialisasikan tentang cara penyelamatan diri apabila terjadi gempa, karena sampai saat ini juga masih ada gempa susulan. Dengan sosialisasi ini diharapkan warga tidak merasa kaget, panik ataupun trauma bila terjadi gempa susulan

Disamping itu Danrem juga mengaku sudah mengarahkan para Babinsa senantiasa bekerjasama dengan Babinkamtibmas untuk melakukan evakuasi ke daerah ataupun titik-titik  yang terbuka dan aman bila ada hal yang bersifat kontijensi. Kemudian terkait dengan merebaknya isu telapak tangan di rumah-rumah warga, Danrem menjelaskan hal tersebut masih dilakukan penelitian dari Polda NTB.

"Ada rekayasa masyarakat dari kelompok-kelompok yang sengaja membuat resah dengan harapan masyarakat meninggalkan rumah masing-masing sehingga mereka masuk kerumah-rumah tersebut, untuk itu saat ini TNI bersama Polda tiap malam melaksanakan patroli untuk pengamankan rumah-rumah masyarakat yang ditinggal tidur di tenda sesuai dengan sektor dan wilayah masing-masing, ini dilakukan oleh Koramil bersama Polsek", demikian ujar Danrem.

Sementara dari pihak BMKG Mataram, Ihsan  Bagus Fahat Arafat, S.Tr., menjelaskan bahwa gempa bumi setiap hari terjadi diseluruh dunia, namun gempa di Jawa berbeda dengan gempa di Kabupaten Lombok Utara karena sumber gempanya yang berbeda,  adapun  yang terjadi diselatan terakhir di Kupang, sebagai akibat dari subduction lempeng Australia yang berusaha masuk ke lempeng Uero Asia, pihaknya mengaku masih terus memonitor gempa susulan karena sejak tanggal 29 kemarin hingga sekarang terjadi 1.943  kali gempa susulan dengan frekuensi dan kekuatan yang semakin kecil dan berharap dalam waktu tidak terlalu lama kembali menjadi normal.

Untuk itu agar masyarakat tetap tenang dan waspada karena gempa susulan masih tetap ada meskipun kekuatannya kecil dan meminta kepada masyarakat dalam menerima informasi harus tetap mengacu pada informasi resmi yang dikeluarkan BMKG baik melalui situs bmkg.co.id, aplikasi android Info BMKG, ataupun akun medsos resmi dari BMKG seperti Instagram, Twitter, dan Facebook.

Kemudian dari pihak Tokoh Agama juga memberikan siraman rohani, agar warga masyarakat tetap tabah dalam menghadapi musibah ini melalui pendekatan ajaran agama, dengan harapan agar warga tidak larut dalam kepedihan yang berkepanjangan dan rasa trauma warga masyarakat segera dapat dipulihkan sehingga dapat melaksanakan aktifitasnya sehari-hari. (Pendam IX/Udayana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar