Jumat, 15 Juni 2018

Kodim 1601/ST Berikan Pembekalan Matematika Bela Negara Kepada 150 Anak PPA


Pendam IX/Udayana
Jumat, 15 Juni 2018

Kodim 1601/Sumba Timur NTT, Rabu (13/6), memberikan pembekalan permainan matematika bela negara kepada 150 orang anak-anak PPA bertempat di Villa Horizon Disin Laipori, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun kegiatan pembekalan matematika bela negara diberikan oleh Dandim 1601/Sumba Timur Letkol Inf. Zaenuddin, SE, Babinsa Koramil 1601-05/Kota Sertu Abdi Muslimin, dan Sertu Muslihudin dengan materi masing-masing Toleransi Beragama, Berfikir secara rasional dan Berfikir Secara Natural atau Alami.

Dandim 1601 Sumba Timur Letkol Inf. Zaenuddin, SE ketika menyampaikan materi mengatakan, toleransi umat beragama wajib dilakukan dari 6 (Enam) umat beragama di Indonesia sehingga antar umat beragama menjaga kerukunannya demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Setelah reformasi di sekolah-sekolah kurangnya mendapatkan pelajaran tentang Pancasila, maka saya berharap kepada adik-adik untuk memiliki inisiatif sendiri belajar Pancasila karna pengetahuan tentang Pancasila dijelaskan tentang pemahaman toleransi dan kerukunan antar umat beragama dan sikap cinta tanah air,”kata Letkol Zaenuddin.

Menurutnya, ajaran agama yang kita anut senantiasa untuk membentengi diri sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh paham radikalisme yang sangat berbahaya karna paham tersebut tidak pantas berkembang di Indonesia.

“Di Sumba ini kerukunan antar umat beragama sudah terjalin dengan baik, untuk itu saya harap adik-adik jangan merusak hal itu dengan tindakan-tindakan tak terpuji kepada pemeluk agama lainnya, pertahankan kerukunan beragama agar kedepannya lebih baik,”imbaunya.

Babinsa Sertu Abdi Muslimin menambahkan, selain dari toleransi antar umat beragama salah satunya adalah berfikir secara rasional atau menggunakan nalar, atas dasar data yang benar atau faktual sebab berpikir secara rasional adalah bekerja untuk kepentingan orang banyak.

“Jadi berfikir secara rasional untuk mencari kebenaran faktual bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu dengan bermacam-macam orang, tradisi dan kepercayaan maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa kita tunjukan kepada orang banyak,”jelas Sertu Abdi.

Lanjut dia, jika berfikir secara supra natural tentunya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga mendapat pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka, adapun berfikir secara supra natural kemampuannya dapat meminta bantuan kepada makhluk gaib seperti bakar kemenyan, susuk dan lain-lainnya sehingga menjadi syirik. (Kodim 1601/Sumba Timur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar