Selasa, 09 Oktober 2018

Intensifkan Pengamanan IMF-WB Annual Meetings 2018, Alutsista TNI Disiagakan


Pendam IX/Udayana
Selasa, 9 Oktober 2018

Sampai hari kedua pelaksanaan IMF-WB Annual Meetings 2018, para delegasi juga masih berdatangan memenuhi kawasan Nusa Dua, untuk menghadiri kegiatan tersebut, hal ini disampaikan oleh Kapendam IX/Udayana Kolonel Kav Jonny Harianto G, S.I.P, pada Selasa (9/10) di Posko Pamwil Nusa Dua.

Sementara disisi lain dari  pihak pengamanan yakni Satgas Pamwil dan Satgas Evakuasi juga sudah siap untuk memberikan jaminan keamanan pelaksanaan event yang berskala internasional tersebut, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman, lancar, nyaman dan sukses, sesuai dengan arahan yang disampaikan oleh Kasum TNI, Laksamana Madya TNI Dr. Didit Herdiawan Ashaf, M.P.A., M.B.A, selaku Pangkogabpam IMF-WB Annual Meetings 2018 saat memimpin apel Gelar Pasukan hari Minggu lalu di lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon Denpasar.

Pengamanan dari segala lini baik darat, laut dan udara sudah disiagakan secara intensif seperti didaerah pantai atau perairan Bali, sedikitnya telah disiagakan 10 unit Kapal Perang milik TNI-AL dibawah pimpinan Dansub Satgas Laut untuk melakukan penyekatan di perairan laut Bali dan sekitarnya.

Demikian pula dari Satgas Udara juga sudah disiagakan belasan Heli maupun pesawat tempur baik dari TNI-AU, TNI-AL maupun dari TNI-AD, Polri dan milik Basarnas sudah siap untuk mengamankan wilayah udara Pulau Bali dan sekitarnya termasuk juga sudah melaksanakan patroli udara secara intensif sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Kemudian dari unsur darat, telah disiagakan ribuan unit kedaraan roda dua dan empat dari semua unsur terkait untuk melakukan pengawalan terhadap para delegasi kesejumlah titik lokasi acara termasuk juga pengerahan kendaraan tempur sebagai alutsista TNI.

Selanjutnya untuk pelabuhan seperti di Padangbai dan Gilimanuk juga sudah diperketat pejagaannya, terutama terhadap para penumpang yang masuk dari Pulau Jawa dan dari Lombok, termasuk juga di tempat-tempat penyebrangan lokal atau yang lazim disebut jalur tikus juga tidak luput dari pemantauan secara ketat untuk mewaspadai adanya penyusupan teroris, namun demikian ketatnya pengamanan ini bukan berarti jorjoran, sangar dan menakutkan seperti itu, ketat dalam artian tidak terlepas dari prosedur yang sudah ditetapkan, sikap santun dan ramah tetap dijaga dan tidak meninggalkan adat istiadat dan budaya daerah, demikian papar Kapendam. (Pendam IX/Udayana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar