Kamis, 04 Agustus 2016

Korem 163 Wira Satya Gelorakan “Bali Merah Putih”

Pendam IX/Udayana
4 Agustus 2016
Editor Kapten Inf I Nyoman Budiarta

Danrem 163/WSA Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa, S.E. menyampaikan Korem 163/Wira Satya beserta jajaran dalam rangka memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan RI menggelar program Wawasan kebangsaan dengan tema "Bali Merah Putih" untuk tingkat SLTA dan SLTP di seluruh wilayah Bali. Program ini telah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali dan telah kita  mulai sejak 1 Agustus lalu dan akan berlanjut secara merata di seluruh SLTA dan SLTP di wilayah Bali sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016.

Menurut Danrem, program tersebut merupkan gagasan  Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko sehingga dibuat kegiatan Bali Merah Putih, NTB Merah Putih, dan NTT Merah Putih. Merah Putih tersebut mengandung makna mengajar sejarah di sekolah untuk mewujudkan  putra putri Indonesia hebat yang berwawasan kebangsaan. Momentum HUT Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus ini, harus dimanfaatkan untuk kegiatan revolusi mental dengan menanamkan jiwa patriot bela negara. "Kata merah singkatan dari mengajar sejarah di sekolah, sedangkan putih kepanjangannya  putra putri Indonesia hebat," tegasnya.

Seluruh kegiatan ini bertujuan untuk menggugah semangat dan rasa nasionalisme generasi muda untuk selalu mencintai tanah airnya dan bangga terlahir sebagai orang Indonesia yang memiliki jiwa, identitas serta karakter sebagai bangsa Indonesia. "Kita harus ingat bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia bukan hadiah dari negara lain seperti negara persemakmuran, tetapi kemerdekaan yang dicapai dengan perjuangan, keringat, tangisan dan tetesan darah para pejuang dan pahlawan kita bahkan dengan pengorbanan jiwa dan harta yang tidak ternilai harganya," ujarnya.

Saat ini kemajuan informasi dan teknologi mempunyai dampak yang luar biasa bagi perkembangan anak-anak. Mereka bisa mengakses perkembangan ilmu dan pengetahuan, melakukan pertukaran pengetahuan tentang kebudayaan dan bàhkan juga menjalin eratnya persahabatan yang terjadi antar daerah maupun antar negara. Tetapi harus ketahui pula bahwa perkembangan teknologi juga memiliki dampak negatif yang tidak kecil dan selalu mengintai generasi muda dimanapun didunia ini. "Kehadiran kita di tengah-tengah generasi muda di sekolah-sekolah mereka adalah untuk mengajak dan mengingatkan, agar selalu  menjaga diri dari pengaruh-pengaruh negatif yang merusak. Baik yang timbul karena perkembangan teknologi maupun yang ada lingkungan masyarakat, seperti narkoba dan tindak kriminal lainnya," kata Cantiasa. Utamanya generasi muda saat ini harus dapat memiliki kecerdasan emosional dan intelektual yang memadai sehingga tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab. Mereka akan selalu ingat  pernah memiliki momentum tersendiri ketika melaksanakan upacara bendera dengan atribut Merah Putih baik berupa udeng, syal, pita dan selempang  dan inspektur upacaranya dari TNI. Dalam rangka menyosialisasikan jiwa dan semangat patriotisme, rela berkorban dan pantang menyerah, harus  gunakan cara serta metode untuk menanamkan jiwa kejuangan dan kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia.

Disinggung tentang hak dan kewajiban bela negara dalam Pasal 27 UUD 1945,  lulusan terbaik Akabri 90 ini menegaskan, hak dan kewajiban bela negara tidak selalu identik dengan kegiatan militerisasi. Makna hak dan kewajiban bela negara itu sangat luas. Setiap warga negara yang melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya juga masuk dalam kategori bela negara. "Tidak ada program militerisasi dalam kegiatan ini (Bali Merah Putih-red). Kegiatan pemberian materi Wawasan Kebangsaan ini sifatnya terbuka dan bisa diakses oleh siapapun. Sekali lagi kita hanya ingin para generasi muda selalu mengingat dan mengetahui jati dirinya sebagai anak bangsa dan mulai menata dirinya untuk mencapai tujuan serta cita-citanya, diantaranya untuk nantinya mengawal bangsa ini  menuju masyarakat adil dan makmur," tegas peraih penghargaan Adhi Makayasa ini. Menyiapkan pemimpin bangsa, lanjutnya, harus disiapkan sejak SD, SMP dan SMA. Di masa itulah yang harus menjadi atensi dan  berlomba-lomba mengisinya dengan pembentukan karakter yang baik. Pemimpin itu harus disiapkan, dilatih dan perlu waktu dan proses panjang sehingga nantinya matang dan siap melanjutkan perjuangan bangsa Indonesia yang kita cintai ini. "Kita juga berpesan kepada mereka bahwa  orang-orang yang ada di Indonesia ini adalah bersaudara. Beraneka ragam kebudayaan, suku, agama golongan apapun merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Sehingga tidak pantas apabila sesama saudara itu saling menjatuhkan apalagi sampai  melakukan tindakan yang anarkhis dan arogan," ungkapnya.

Danrem menghimbau kepada masyarakat agar senantiasa memberikan perhatian yang lebih kepada dunia pendidikan karena mendidik generasi muda merupakan tanggung jawab kita semua. Jika para orang tua sibuk bekerja dan cenderung sedikit menanamkan nilai-nilai perjuangan tersebut kepada anaknya, maka  TNI bersama para guru dan stakeholder  harus mengisinya.  "Menjelang puncak HUT Kemerdekan RI,  akan dikibarkan 17 bendera besar, delapan bendera sedang dan selebihnya bendera ukuran kecil. Kita juga akan terbangkan 71 layang-layang merah putih di pantai Kuta. Seluruhnya akan melibatkan anak-anak sekolah, masyarakat Bali khususnya di Kuta dan juga turis-turis yang sedang berlibur. Semoga momentum HUT Kemerdekaan RI ini membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia dan terlebih bagi mereka para generasi muda," ujar Danrem yang  ramah dan murah senyum ini.(Penrem 163/WSA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar