Pendam IX/Udayana
Jumat, 21 Juli 2017
Danrem 162/WB memberikan pembekalan kepada
mahasiswa/mahasiswi KKN Unram dengan tema “Tematik, Revolusi Mental
dan Infrastruktur Mahasiswa Universitas
Mataram, di Aula Auditorium Abubakar Universitas Mataram, Kamis (20/7).
Dalam kegiatan tersebut ada beberapa hal yang disampaikan
oleh Danrem 162/WB Kolonel Inf Fraid Makruf, M.A. diantaranya mengenai pengetahuan Konstelasi Pertahanan
dan Keamanan Negara. Perlu diketahui bahwa pengetahuan konstelasi pertahanan dan keamanan negara ini untuk memotifasi rekan mahasiswa
guna kepentingan negara dan khususnya NTB,
Bila ancamanya negara itu berupa senjata maka itu merupakan tugas dari
TNI namun ancaman Mengenai politik,ekonomi dan sosbud ini merupakan ancaman
kita bersama.
Seperti kita ketahui bersama perkembangan
globalisasi dengan kemajuan teknologi
yang begitu pesat tentunya sangat banyak membantu, banyak hal
positif yang kita peroleh dari pesatnya perkembangan teknologi, namun
perkembangan teknologi juga banyak
digunakan untuk hal-hal yang negatif
seperti penyebaran paham radikalisme (ISIS) di berbagai belahan dunia melalui
media telegram, serta penyebaran berbagai informasi yang bersifat
provokatif dan lain sebagainya, untuk itu Danrem 162/WB mengingatkan kepada
para mahasiswa/mahasiswi agar pandai dan bijak dalam menggunakan sosial media.
Selain itu Danrem 162/WB juga menyampaikan kepada seluruh
peserta yang hadir bahwa saat ini seiring dengan perkembangan teknologi, sifat
dan karakteristik perang telah bergeser, dimana saat ini kemungkinan terjadinya
perang konvensional antar dua negara semakin kecil, perang masa kini yang terjadi dan perlu
diwaspadai oleh Indonesia, salah satunya adalah proxy war. Proxy war
tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Baik melalui politik, melalui ekonomi, sosial budaya,
termasuk hukum.
Proxy war merupakan sebuah
konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk
menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik
langsung yang berisiko pada kehancuran fatal. Indikasi proxy war di
Indonesia antara lain adalah gerakan
separatis dan gerakan radikal kanan/kiri, demonstrasi massa anarkis, sistem
regulasi dan perdagangan yang merugikan, peredaran narkoba, tawuran pelajar,
bentrok antar kelompok, serta penyebaran pornografi, seks bebas, dan gerakan LGBT.
Negara kita menjadi salah satu target dari proxy war dikarenakan negara kita
memiliki kekayaan alam hayati dan non hayati yang luar biasa, sehingga banyak
negara luar yang ingin menguasai negara kita, perlu dikatahui bahwa penduduk
dunia saat ini sangat padat, hal
tersebut tentunya menimbulkan berbagai permasalahan terutama permasalahan
pangan, dan negara kita yang disebut dengan negara ekuador memiliki wilayah
yang subur dan kekayaan alam yang luar biasa tentunya banyak negara luar yang
ingin menguasai sumber daya alam Indonesia melalui proxy war.
Untuk itu Danrem mengajak seluruh komponen masyarakat
terutama para generasi muda untuk bersama-sama melawan dan mengantisipasi
pengaruh dari proxy war tersebut. Jangan mudah terpengaruh dan mudah percaya dengan
isu-isu yang beredar/berkembang di media sosial, selalu berfikir dan berbuat
yang positif, jadikanlah diri kita
sebagai agen pejuang jihad yang mampu memerangi kemiskinan dan kebodohan,
karena jika kita dapat memerangi kemiskinan dan kebodohan maka kita tidak dapat
diakal-akali atau dipengaruhi dengan berbagai pemahaman yang tidak benar
sehingga dapat merusak diri kita seperti penyalahgunaan narkoba, paham radikal
dan lainnya yang tentunya dapat membuat situasi negara kita menjadi tidak
stabil, mari kita bersama-sama bergandengan tangan melawan berbagai pengaruh
buruk dari proxy war sehingga situasi negara kita tetap stabil dan NKRI tetap
tegak berdiri karena NKRI harga mati. Hadir dalam acara tersebut Rektor Unram (Prof.Ir H.Sunarpi,Ph.D.), Ketua
LPPM Unram dan para Dosen dan Mahasiswa Unram sekitar 1000 orang. (Penrem
162/WB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar