Kamis, 28 September 2017

Danrem 161/WS Bersama TNI Polri Dan Masyarakat Berbaur Nobar Film G 30 S/PKI


Pendam IX/Udayana
Kamis, 28 September 2017

Suasana  cukup ramai dan penuh kebersamaan antara keluarga besar TNI Polri dan masyarakat mewarnai pelaksanaan nonton bareng (Nobar) pemutaran Film Pengkhianatan G 30 S/PKI yang digelar Korem 161/Wira Sakti, Rabu (27/09) bertempat di Lapangan Asrama TNI AD Kunino Kota Raja Kupang.

Masyarakat yang merupakan warga sekitar asrama dan Kota Kupang begitu antisias menunggu pemutaran film bersejarah tersebut yang diputar dalam durasi hampir 4 jam. Sebelum pemutaran film tersebut, Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa, S.E. .M.M., menyampaikan kata sambutan yang antara lain memaparkan sejarah singkat yang dilakukan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 30 September 1965 dengn melakukan penculikan terhadap Tujuh Jenderal Terbaik TNI Angkatan Darat. "PKI pada saat tanggal 30 September 1965 telah melakukan penculikan dan pembunuhan secara kejam terhadap Tujuh Jenderal TNI AD", Ungkap Danrem.

Ditambahkan bahwa tujuan lebih besar dari pemberontakan dan pengkhianatan PKI tersebut adalah ingin merongrong dan mengganti Ideologi Pancasila dengan Ideologi komunis. PKI berusaha memutar balikan fakta dengan memfitnah akan ada kudeta terhadap pemerintahan yang sah oleh Dewan Jensderal. Lebih lanjut Danrem mengatakan apa yang terjadi pada 52 tahun silam merupakan sejarah kelam bagi Bangsa Indonesia yang diharapkan jangan pernah terjadi lagi di Bumi Pertiwi tercinta Indonesia.

Pemuteran film tersebut dimaksudkan sebagai pembelajaran sejarah yang perlu diketahui generasi bangsa ini bahwa pernah terjadi peristiwa memilukan di negara kita.
Pantauan di lapangan ada sekitar 1500 orang menyaksikan pemuteran film ini yang banyak dari kalangan generasi muda yang memang belum pernah menonton film garapan sutradara Arifin C. Noer tahun 1984 silam.

Seorang warga masyarakat bernama Adi yang mengaku dari Soe berpendapat dengan menonton film ini memberikan wawasan tentang PKI yang menjadi ancaman nyata bagi Bangsa Indonesia. "Ini baru pertama kali saya menonton film PKI", sebut bapak berusia 45 tahun yang bekerja sebagai wirawasta tersebut.

Hal senada diceritakan warga lainnya,  Ratih Hegeraja, yang bersangkutan baru pertama kali nonton film sejarah tersebut. Gadis  kelahiran Tahun1998 tersebut mengaku belum pernah mendapatkan pelajaran sejarah pemberontakan PKI semasa duduk di bangku sekolah. "Saya juga baru pertama kali menonton dan belum pernah tahu tentang pelajaran sejarah pemberontakan PKI", tuturnya polos seraya merasa senang melihat suasana nonton bareng malam tersebut.(Korem 161/WS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar