Pendam
IX/Udayana
Jumat,
15 Desember 2017
Sesuai
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 163 Tahun 1999 dan Surat
Keputusan Kasad Nomor Skep/662/XII/1999, Tanggal 15 Desember ditetapkan sebagai “Hari Juang Kartika”, yaitu hari jadinya Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Darat.
Dalam peringatan hari Juang Kartika, Tahun 2017 ini,
Kodam IX/Udayana menggelar Upacara di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah
Made Agung pada Jumat (15/12) pagi tadi. Bertindak sebagai Inspektur
Upacara, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, S.I.P., M.Sc,
diikuti oleh lima batalyon pasukan inti terdiri dari 1 batalyon tak bersenjata
gabungan Pamen, Pama dan Bintara/Tamtama, 4 Batalyon bersenjata gabungan
dari Pomdam IX/Udayana, Yonif Raider 900/SBW, Yonif Mekanis 741/GN, Yon Zipur
18/YKR, Kikavserdam IX/Udayana dan Brimob Polda Bali serta satu batalyon tak
bersenjata gabungan Aparat Sipil Negara jajaran Garnizun Denpasar, Pol PP,
Pecalang, Akper dan anak-anak Pramuka serta didukung oleh satu kompi Satsikmil
Ajendam IX/Udayana.
Pada kesempatan tersebut Pangdam IX/Udayana membacakan
Amanat Kepala Staf TNI Angkatan Darat, mengajak
seluruh prajurit, ASN dan Keluarga Besar TNI AD untuk menundukkan kepala
sejenak, mengenang jasa para pahlawan dan pendahulu yang telah melahirkan serta
membesarkan TNI Angkatan Darat, seraya berdoa semoga amal bakti dan
perjuangannya diterima dan dicatat sebagai amal ibadah oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
Penghormatan
dan penghargaan yang tinggi juga disampaikan kepada para sesepuh dan
senior, baik yang dapat hadir maupun tidak, yang telah memberikan dharma
baktinya demi kejayaan TNI, Bangsa dan Negara hingga saat ini. Hari ini, tepat
72 tahun yang lalu, para pendahulu telah menorehkan catatan yang sangat penting
dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, yaitu peristiwa yang dikenal sebagai
Palagan Ambarawa,
meski dengan senjata dan perlengkapan yang sangat sederhana, kesatuan-kesatuan
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang merupakan cikal bakal TNI, bersama rakyat
berhasil memenangkan pertempuran secara gemilang dengan memukul mundur tentara
Sekutu yang memiliki persenjataan dan kemampuan taktik serta strategi perang
yang jauh lebih modern di masa itu.
Keberhasilan
tersebut, tidak hanya meningkatkan moril perjuangan di wilayah Indonesia
lainnya, tetapi juga memberikan dampak politis secara Internasional dan dampak
psikologis kepada Sekutu, karena ternyata TNI dan rakyat Indonesia mampu
menunjukkan semangat pantang menyerah dalam mempertahankan kemerdekaan yang
baru saja diraih. Palagan Ambarawa adalah simbol kemanunggalan TNI AD dan
rakyat Indonesia.
Hubungan
antara TNI AD dan rakyat bukanlah sebatas hubungan profesionalitas belaka,
namun lebih dari itu, TNI AD memiliki hubungan biologis dengan rakyat Indonesia
karena dilahirkan dari rakyat sehingga senantiasa membela dan memperjuangkan
kepentingan rakyat, sebaliknya rakyat adalah pendukung dan penguat perjuangan
TNI AD dalam setiap tugas yang diemban. Kondisi ini tersirat dalam tema yang
ditetapkan pada Hari Juang Kartika tahun 2017 yaitu “MANUNGGAL DENGAN RAKYAT, TNI AD KUAT”. demikian tegas Pangdam.
Usai upacara ditampilkan demontrasi Kolone Senapan Ibu Ibu
Persit Kartika Chandra Kirana Asuhan Ibu Ketua Persit PD IX/Udayana, Ny Vera
Komaruddin S,. sebagai istri prajurit dalam peringatan hari Juang Kartika ini
juga ikut berpartisipasi menunjukkan kebolehan dalam memadukan ketangkasan gaya
militer dengan karya seni dengan menampilkan Kolone Senapan dengan materi
gerakan ditempat seperti periksa kerapian, penghormatan, kosongkan senjata,
periksa laras dilanjutkan gerakan berjalan, putar sejata, depan senjata,
dibawah komando Ni Ketut Suarningsih Persit Kartika Chandra Kirana Rindam
IX/Udayana.
Selanjutnya demontrasi Yong Moodo, Karate dan Pencak Silat
yang ditampailkan oleh para petarung pilihan, prajurit yang berprestasi dengan
materi, Yonghoobob (pernapasan) dengan membentuk formasi dan memadukan
kelembutan dengan gerakan bertenaga, dengan tehnik pernafasan sehingga
dapat merasakan aliran tenaga dalam yang berputar di dalam tubuh.
Kemudian dilanjutkan dengan Son Chagi atau dasar pukulan,
Bhal chagi (tendangan empat penjuru), Nakbob atau teknik jatuhan, Yongmuhyo
(rangkaian teknih gerakan), Meoli Nakbob (teknik jatuh jarak jauh), Son Gyeisul
(teknik kuncian terhadap lawan), Honsinsul (aplikasi perkelahian), Geok Papower
(pemecahan tingkat tinggi) baik teknik gerakan maupun pemecahan benda keras, kemudian
penghormatan akhir ala Yongmoodo, Karate dan Pencak Silat. Demontrasi ini
diperagakan oleh para prajurit pilihan yang berbakat dari Satuan Jajaran
Kodam IX/Udayana.
Hadir pada kesempatan tersebut para pejabat teras Kodam
IX/Udayana, Guberbur Bali, Waka Polda Bali, FKPD Prov Bali, Tokoh Agama,
Masyarakat, Adat, pimpinan media dan sejumlah undangan lainnya. (Pendam
IX/Udayana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar