Minggu, 31 Desember 2017

Tegur Sapa Lembut Wapres JK Kepada Penyintas Erupsi Gunung Agung

Pendam IX/Udayana
Minggu, 31 Desember 2017

Wapres JK Sapa Penyintas Erupsi Gunung Agung di Desa Singarata Kecamatan Rendang Kabupaten  Karangasem, Sabtu (30/12).

Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyapa para penyintas yang selama ini tinggal di pos penampungan yang berada di Desa Singarata. Mereka meninggalkan tempat tinggal karena Desanya berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung. Para Penyintas ini bukan kehendak mereka tetapi karena factor alam. Pada kunjungan siang itu, Jusuf Kalla berpesan agar warga yang terdampak erupsi Gunung Agung bersabar.

"Wakil Presiden berharap musibah ini segera selesai seperti yang kita ketahui kawasan bahaya tidak semua, risiko bahaya maksimum 10 Km, dan tidak perlu khawatir dengan daerah ini." Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyampaikan bahwa para orang tua menjaga anak-anak untuk tetap bersekolah. "Mereka yang bekerja tetap bekerja," demikian ucap Wakil Presiden (Wapres) di tengah para penyintas.

Pemerintah, Pemda, relawan, NGO dan Palang Merah Indonesia (PMI) akan selalu mendukung dalam penyelenggaraan penanganan warga yang terdampak.  Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan rasa simpati terhadap mereka yang berada di pos-pos penampungan. Pesan yang terus ditekankan kepada warga untuk tetap sabar dan bersemangat untuk melakukan aktivitas.

"Mereka yang berjualan tetap berjualan, mereka yang bersekolah terus bersekolah, mereka yang bekerja tetap bekerja." Pemerintah akan menjamin untuk warga yang terdampak dengan baik, seperti kebutuhan permakanan, sanitasi, kesehatan, sekolah anak-anak dan kebutuhan dasar lainnya.

Sebelum berkunjung ke-pos penampungan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dan Bupati Karangasem menyambut kedatangan Wakil Presiden di Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung yang berlokasi di Dermaga Tanah Ampo. Sementara itu sampai saat ini lebih dari 71.000 warga masih tinggal di pos penampungan yang tersebar di beberapa kabupaten di Provinsi Bali.

Terkait dengan pos-pos penampungan yang selama ini digunakan warga, Kepala BNPB menegaskan terhadap kelayakan tempat tinggal para penyintas. Hunian sementara (huntap) yang kemudian disebut Willem sebagai rumah singgah merupakan prioritas yang perlu dilaksanakan oleh Posko. 

Willem menyampaikan bahwa pemerintah daerah setempat bertanggung jawab untuk penyediaan lahan tempat singgah tersebut dan BNPB akan segera membangunkan hunian tersebut. Langkah ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari lapangan bahwa balai-balai banjar akan digunakan untuk kegiat an adat, meskipun tidak pada semua banjar.

Kondisi saat ini Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi. Hembusan masih beberapa kali terjadi. Status masih tetap Awas. Daerah yang berbahaya hanya di dalam radius 8-10 km dari puncak kawah Gunung Agung. Di luar radius itu aman dan normal. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai beroperasi nornal. Bali aman. (Kodim 1623/Karangasem)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar