Jumat, 02 Juni 2017

Upacara Hari Lahirnya Pancasila di Lebanon


Komandan Indobatt XXIII-K Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. menjadi Inspektur Upacara dalam rangka memperingati hari Lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni 2017 di lapangan Soekarno Indobatt. Dalam upacara tersebut selaku Komandan Upacara adalah Kapten Inf  Arief Tri Purnama, S.Pd., Perwira Upacara Lettu Inf Osal Hadiwijaya dan Serda Ulil sebagai Pembaca Pembukaan UUD 1945 berjalan dengan tertib.

Inspektur Upacara membacakan amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menegaskan bahwa Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan oleh Ir. Sukarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara. Dengan adanya jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.

Kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman.  Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman.  Dari Sabang sampai Merauke adalah Keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman.  Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah ke-Bhinneka Tunggal Ika-an kita.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat, dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.  Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan.

Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila.  Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan.  Presiden RI juga mengajak untuk selalu menjaga perdamaian, persatuan dan persaudaraan di antara bangsa Indonesia.

Saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran dan saling membantu untuk kepentingan bangsa.  Sebagai komponen bangsa TNI selalu membela ideologi Pancasila, TNI sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan.

TNI adalah satu yang bisa berdiri tegak diatas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok yang mempersatukan ras, suku dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. TNI juga sebagai garda terdepan dalam menjaga Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an. (Penerangan Satgas Yonmek Konga 23-K/Unifil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar