Sabtu, 10 September 2016

Silahturahmi FKUB Mantapkan Kerukunan Di Wilayah Kodim 1624/Flotim

Pendam IX/Udayana
11 September 2016
Editor Kapten Inf I Nyoman Budiarta

Bertempat di Aula Makodim 1624/Flotim telah berlangsung kegiatan Silaturahmi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di wilayah Kodim 1624/Flotim yang dihadiri oleh Penjabat Bupati Kab. Flotim, Emanuel Kara, S.H., Ketua DPRD Kabupaten  Flotim Yoseph Sani Bethan, S.T., Dandim 1624/Flotim Letkol Inf  Dadi Rusyadi, S.E., Wakapolres Flotim Kompol I Ketut Perten, perwakilan Ketua FKUB  Flotim Romo Thomas Labina, serta diikuti sebanyak 20 orang tokoh lintas agama se-Kabupaten Flotim, Jumat (09/09/2016).

Rangkaian kegiatan silahturahmi ini diawali dengan sambutan Dandim 1624/Flotim yang menyampaikan ucapkan terima kasih atas kehadiran tokoh-tokoh lintas agama dalam acara silaturahmi ini. “Saya harap kedepannya kita  selalu bisa bersinergi untuk menjaga kerukunan dan keamanan bagi umat beragama manapun untuk dapat melakukan kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dandim juga menyampaikan rasa syukurnya karena sejauh ini di Flores Timur memiliki nilai toleransi beragama yang sangat baik, kesadaran masyarakat untuk saling menghormati umat agama lain sangat baik sehingga ini sangat membantu kami aparat TNI-Polri untuk menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kabupaten  Flotim.

Perkembangan situasi saat ini, seperti apa yang pernah disampaikan beberapa waktu lalu oleh Danrem 161/WS Brijen TNI Heri Wiranto. S.E., M.M.,  saat berkunjung ke Flotim yakni tentang adanya Proxy War atau perang intelijen. Saat ini banyak orang-orang asing yang mulai secara diam-diam menjajah Indonesia, dan secara perekonomian mulai mencoba untuk menguasai pasar-pasar di Indonesia, kita patut waspadai itu, sebut Dandim.

Kondisi perburuhan di Indonesia juga mulai terpancing dengan provokasi tentang upah, ini bisa memicu kebangkrutan bagi perusahaan lokal sehingga memudahkan pengusaha asing untuk masuk ke pasar-pasar di Indonesia. Masalah lain yang dihadapi situasi bangsa ini saat ini seperti kasus tawuran pelajar, penyalahgunaan Narkoba, faham radikal dan komunisme gaya baru juga merupakan ancaman yang sangat perlu kita waspadai bersama, untuk di wilayah Kabupaten Flotim sampai saat ini belum ditemukan hal yang disebutkan Dandim.

Untuk itu Dandim meminta kepada unadangan yang hadir pada acara tersebut  untuk memberikan atensi lebih terhadap apa yang disampaikan tadi, sekaligus juga meminta bapak-bapak sekalian untuk menyampaikannya kepada seluruh masyarakat dan umatnya supaya kita bisa mencegah masuknya ancaman-ancaman tersebut yang tidak sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya lagi agar jangan sampai  masuk ke wilayah Flotim.

Sementara itu Penjabat Bupati Flotim, Emanuel Kara. S.H., mengungkapkan rasa senangnya terhadap kegiatan yang diselenggarakan  Kodim 1624/Flotim, “Saya sangat mengapresiasi bapak Dandim  menyelenggarakan acara ini, semoga dalam forum ini kedepannya kita dapat lebih baik lagi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Flotim ini. Lebih lanjut dikatakan bahwa kita di Flores Timur hidup dengan umat yang sangat beragam, banyak perbedaan umat di Flores Timur ini, sehingga bisa disebut Flores Timur sudah seperti miniatur dari NKRI, namun sampai saat ini tidak pernah terjadi di Kabupaten Flotim kerusuhan antar umat beragama, sehingga saya sangat merasa bangga karena Flotim bisa menjadi contoh penerapan toleransi antar umat beragama bagi daerah lain di Indonesia. “Mari kita pererat lagi tali silaturahmi di antara kita karena semakin eratnya ikatan kebersamaan kita merupakan benteng yang sangat kuat untuk mencegah adanya pihak-pihak manapun dari luar yang mencoba masuk dan menjadi provokator bagi masyarakat dan umat kita”.

Mari kita jaga keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan antar umat beragama di Kabupaten Flotim ini. Tanggung jawab tersebut bukan hanya merupakan tugas dari TNI-Polri yang ada di Kabupaten  Flotim, namun merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Flotim. Saya minta dukungan para ketua umat sekalian untuk tetap memberikan arahan kepada umatnya sehingga keamanan, kenyamanan, dan.     kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Flotim bisa tetap terjaga dengan baik.  Saya juga minta supaya pertemuan silaturahmi seperti ini dapat dilaksanakan secara terus menerus supaya selain untuk menjaga silaturahmi juga dapat saling memberikan informasi antar umat beragama dalam rangka mewaspadai kemungkinan ancaman yang bisa timbul di antara umat beragama di Kabupaten Flotim.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua FKUB Kabupaten Flotim, Romo Thomas Labina yang mengatakan berdasarkan hasil analisis temuannya yang  diskusikan dengan 350 orang di Keuskupan diantaranya ada beberapa temuan, antara lain merosotnya nilai-nilai agama dan kebudayaan serta lemahnya pihak yang bertugas membina dan menanamkan nilai-nilai tersebut.

Menyinggung  masalah kerukunan umat beragama dia meminta kepada semua pihak untuk menanamkan nilai-nilai persaudaraan. Perbedaan yang ada akan dapat kita hindari jika kita menanamkan nilai persaudaraan tersenut di antara kita semua. Disini yang sangat saya tekankan adalah  bidang pendidikan, karena menurut saya pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk memajukan daerah kita, terutama pendidikan pembentukan perilaku.

Menurutnya beberapa hal yang disampaikannya merupakan suatu temuan, sehingga dalam forum yang baik ini perlu disampaikan kepada bapak-bapak sekalian supaya bisa menjadi atensi dan perhatian lebih bagi kita semua, karena jika kita bisa memperbaiki nilai-nilai yang disampaikan tadi maka secara otomatis kita bisa mencegah dan mengatasi ancaman-ancaman apapun yang bisa masuk ke wilayah Flotim.

Diskusi yang berlangsung hangat dan saling memberikan informasi di antara peserta yang hadir diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin  oleh Ketua MUI Kabupaten Flotim H. M. Usman, KS., seraya memohon agar situasi kerukunan antar umat beragama di Flotim dapat berjalan aman dan kondusif. (Penrem 161/WS)

Tokoh Rohaniawan Katholik ini menyarankan supaya Flores Timur memiliki standar kompetensi pendidikan untuk meningkatkan pembentukan tingkah laku para siswa, karena itulah dasar dari pembentukan manusia-manusia yang berkualitas, sehingga masalah intelektual pasti akan dengan mudah kita bentuk setelahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar