Jumat, 11 November 2016

Kodam IX/Udayana Gelar Silaturahmi Dengan Pemerintah, Toga, Tomas serta Ormas Segarnesun Denpasar

Pendam IX/Udayana
Jumat, 11 Nopember 2016

Menindaklanjuti instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo supaya jajarannya mengantisipasi penyebaran isu SARA, Kodam IX/Udayana menggelar acara silahturahmi dengan pemerintah, tokoh masyarakat dan agama serta Ormas segarnesun Denpasar, Kamis (10/11), di Aula Makodam, Denpasar.

Masyarakat Bali diharapkan harus siap dan kuat menghadapi globalisasi serta ancaman proxy war dengan cara penyebaran isu SARA. Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko yang dalam sambutannya dibacakan Kasdam Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono mengatakan, TNI adalah alat negara bidang pertahanan yang mengemban tugas pokok menegakkan kedaulatan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Selain itu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala bentuk ancaman serta gangguan. Oleh karena itu, perlu dibangun kebersamaan dan keterpaduan seluruh komponen bangsa melalui kegiatan silahturahmi.“Kami menaruh harapan besar dengan terselenggaranya kegiatan ini, kita memiliki persepsi sama dalam rangka menghadapi berbagai tantangan pembangunan bangsa. Terutama dalam menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa.

Sementara Danrem 163/Wira Satya (WSA), Kolonel Inf. I Nyoman Cantiasa menegaskan, Panglima TNI telah mengumpulkan seluruh jajaran TNI di Markas Besar Angkatan Darat (AD). “Itu arahan Bapak Presiden supaya mengumpulkan seluruh Panglima Kodam dan Danrem. Paparan beliau (Panglima TNI-red) dalam rangka mengantisipasi provokasi masyarakat. Masyarakat harus siap dan kuat menghadapi globalisasi dan ancaman proxy war. Invisible hand (peranan tokoh terselubung-red) ada skenario menghancurkan bangsa ini, ada narkoba, terorisme, masalah laut China selatan dan isu tentang Darwin,” ungkapnya.

Lebih lanjut Danrem menyampaikan untuk Bali harus diperkuat adat dan instrumennya dalam rangka mengikat persatuan serta kesatuan bangsa. Apalagi Bali jadi barometer kebhinekaan. Yang terjadi di Bali akan berpengaruh hingga ke luar negeri. Fenomena globalisasi. Apalagi saat ini dunia tidak ada batas dan itu ancaman terhadap orang-orang yang dicintai. Ditambah lagi dengan adanya media sosial. Kenapa orang bisa kena radikalisme kemudian bisa meracik narkoba, itu semua karena media sosial. Ini perlu diwaspadai dimulai dari lingkungan keluarga,” ungkap Danrem 163/WSA. “Harapkan kami ke depan, isu SARA di Jakarta jangan sampai merebak ke Bali. Kita Kebhinekaan sudah final, jangan diutak-atik lagi dan jangan sampai terpecah-belah. Cara mengatasinya kita punya Pancasila. Sadar kita adalah orang Bali dan masalah agama jangan diperdebatkan. Kalau tidak solid, Bali akan hancur gara-gara energi habis pakai ribut dengan saudara,” Tegas Danrem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar