Senin, 20 Januari 2020

Sertu Jeftan Bunda : Jika Kita Masih Bisa Berbuat dan Memberi, Kenapa Tidak


​​​​Pendam IX/Udayana
Senin, 20 Januari 2020

Alor - Sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus turun ke wilayah agar bisa melihat dan mendengar langsung apa yang menjadi kendala maupun persoalan yang ada dan sedang dialami oleh masyarakat. Hal ini disampaikan Babinsa Sertu Jeftan Bunda saat memberikan arahan kepada warga jemaat di gereja GMIT Ismail Ilawe, Desa Alila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, pada Minggu (19/01/2020).

Sertu Jeftan Bunda mengawali arahannya memberikan beberapa perumpamaan seperti seekor semut mungkin terlihat kecil dan tidak berdaya, tapi bisa merepotkan jika masuk ke dalam telinga, begitupun sebatang duri yang kecil hampir tidak terkihat oleh mata, tapi jika tertancap ke dalam salah satu anggota tubuh kita pasti akan sangat menyakitkan.

Menurut Babinsa yang terlihat humoris ini,  begitu pulalah  dengan manusia, banyak yang suka meremehkan orang lain. Adakalanya beranggapan bahwa sesuatu yang mungkin kecil dan terlihat simple.

Padahal yang kecil itu merupakan bagian dari yang besar. Ia mencontohkan kota Kalabahi yang indah, jika tidak ada petugas kebersihan, apakah kita bisa merasa nyaman hidup di kota ini?

Begitu juga dengan kebersamaan dalam gereja maupun di Desa Alila Timur, jika tidak ada bawahan, mungkinkah ada atasan? Jika tidak ada Staf, siapa yang jadi kepala Desanya?

"Jika tidak bisa menghargai orang lain yang kecil sekalipun, maka bagaimana mungkin bisa memimpin diri. Dalam rumah tangga kita bagaimana mungkin mendidik anak-anak kita dan menerapkan nilai-nilai kebaikan pada diri sendiri?" kata Jeftan.

Karena itu, saya mengingatkan kepada semua termasuk diri saya agar tidak meremehkan orang lain. Belajar menghargai orang lain walaupun terlihat kecil.

"Sebuah pohon besar bermula dari benih bibit yang kecil. Tidak ada manusia yang terlahir langsung bisa berlari tanpa belajar merangkak dan berdiri," paparnya.

Makanya, Babinsa berdarah rote ini  mengajak untuk menghargai dan hormati semua orang. Tidak ada yang pantas dan perlu  disombongkan, harta adalah pinjaman atau titipan. Ketenaran hanya sesaat, kekuasaan dapat ditumbangkan dan semuanya pinjaman dan titipan semata-mata dari Tuhan.

“Orang lain boleh membenci kita, tapi jangan pernah kita membalasnya, sebab otak mengalahkan otot dan kebijaksanaan menghapus kebodohan,” papar Sertu Jeftan Bunda.

Sertu Jeftan menganggap pengabdian itu sebagai panggilan jiwa. Mendapat tugas sebagai Babinsa itu menyenangkan, karena dirinya senang bermasyarakat. Sekarang apa yang harus kita cari dari dunia ini? Yang kita cari adalah berbuat baik terhadap sesama manusia. Waktu yang tersedia akan lebih baik untuk masyarakat, siapa tahu bermanfaat dikemudian hari, ucapnya.

"Bagi saya, semua aktifitas saya sebagai Babinsa ditengah-tengah masyarakat harus dilakukan dengan ikhlas dan riang gembira. Anggap semua sebagai ibadah. Jika kita masih bisa berbuat dan memberi, kenapa tidak?" tambahnya.

Sertu Jeftan Bunda juga meminta agar kebiasaan masyarakat yang suka dengan mengkonsumsi minuman keras, mabuk-mabukan agar ditinggalkan saja kebiasaan buruk itu.

"Tidak ada yang namanya minum minuman keras sampai mabuk itu hasil akhirnya sehat. Semua itu merusak jasmani kita dan sudah pasti ikut merusak iman kita," pintanya.

Bagi anak-anak usia sekolah SMA/SMK agar tidak merokok dan tidak minum minuman keras. Gunakan masa muda kalian dengan baik dan benar sehingga bisa berguna dimasa akan datang.

"Jaga kesehatan agar bisa ambil bagian dalam mengikuti seleksi masuk menjadi anggota TNI maupun Polri," tutupnya. (Kodim Alor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar