Jumat, 24 Juni 2016

NKRI harga mati!!!

MOZES ADIGUNA

NKRI harga mati!!!

Monday, 21 March 2016

Lima Argumentasi Paling Konyol Organisasi Papua Merdeka

Segala sesuatu yang kita yakini dan lakukan tentu memiliki alasan. Hanya orang yang tidak waras yang tidak tahu alasannya mengapa ia berbuat sesuatu. Sebagai contoh, saya makan ayam goreng. Tentu saja ada alasan di balik saya makan ayam goreng. Misalkan saja saya makan ayam goreng karena ayam goreng adalah makanan favorit saya atau bisa jadi saya terpaksa makan ayam goreng karena tidak ada pilihan makanan lain pada saat itu. Begitu pula mengapa saya mendukung NKRI tentu juga ada alasannya. Seringkali kata “debat” dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif. Padahal melalui debat kita dapat belajar untuk berpikir kritis dan perdebatan membuat pola pikir kita semakin dewasa dan mampu menerima pendapat orang lain. Debat menjadi sesuatu yang negatif ketika debat tersebut telah menjadi debat kusir bahkan sudah bercampur berbagai macam kata makian. Saya sudah sering berdebat dengan para pendukung OPM di media sosial Facebook. Seringkali mereka hanya bisa mencaci maki lawan bicaranya ketika mereka telah terpojokkan. Berikut ini adalah lima argumen OPM yang paling konyol yang paling sering saya temui :

Belanda tidak menjajah Papua
Argumentasi ini dapat langsung menghilangkan rasa simpatik orang-orang Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Papua yang mungkin sempat muncul. Orang-orang Indonesia dapat langsung mengambil kesimpulan bahwa OPM bukanlah pejuang kemerdekaan sejati, melainkan kolaborator penjajah yang sakit hati. Bagi seorang pejuang kemerdekaan sejati, kemerdekaan harus direbut dengan tangan sendiri, bukan menunggu diberi. Tidak ada penjajah yang lebih baik, semua penjajah sama-sama buruk. Pernahkah Anda terpikirkan mengapa Benny Wenda tidak pernah melakukan kampanye Papua merdeka di Etiopia dan Haiti? Selain tidak akan dapat banyak uang karena Etiopia dan Haiti adalah negara miskin, alasannya juga karena kampanye Papua merdeka akan menjadi bahan tertawaan di sana. Etiopia dan Haiti merupakan simbol perlawanan bangsa kulit hitam terhadap penjajahan bangsa kulit putih. Orang-orang Etiopia bangga akan negaranya karena menjadi satu-satunya negara di Afrika yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa sedangkan orang-orang Haiti bangga akan negaranya karena menjadi republik kulit hitam pertama di dunia setelah peristiwa Revolusi Haiti yang merupakan pemberontakan budak terbesar kedua dalam sejarah umat manusia setelah pemberontakan Spartacus terhadap Imperium Romawi. Sebenarnya mereka bisa dengan mudah mengatakan “Belanda juga adalah penjajah bagi bangsa Papua” dan memotong sebuah perdebatan. Akan tetapi, mereka malah memilih ngotot membela Belanda bahkan memuji-muji Belanda yang justru berakibat munculnya sikap antipati dari orang-orang Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Papua untuk selama-lamanya.

Pertempuran Vertieres, pertempuran terakhir dalam sejarah Revolusi Haiti

Papua merdeka, Indonesia langsung jatuh miskin
Ini adalah argumentasi orang-orang yang buta geografi. Yang mereka tahu hanya Pulau Papua yang kaya akan sumber daya alam. Lebih lucunya lagi, semua pendatang yang tinggal di Papua mereka sebut sebagai “orang Jawa”. Padahal para pendatang tersebut ada bermacam-macam etnis selain Jawa, antara lain Bugis, Bali, Batak, Manado, dan Ambon. Jika Anda masih ingat pelajaran geografi, Anda pasti ingat penjelasan Aceh sebagai provinsi yang kaya akan gas alam, Kalimantan Timur sebagai provinsi yang kaya akan batu bara, dan Bangka Belitung sebagai provinsi yang kaya akan timah. Tambang minyak bumi di luar Papua ada di Cepu, Cirebon, Wonokromo, Tarakan, Palembang, dan Jambi. Tambang emas di luar Papua ada di Batu Hijau, Simau, Tasikmalaya, dan Meulaboh. Toraja, Gayo, dan Flores juga merupakan daerah-daerah penghasil kopi yang telah menembus pasar mancanegara. Belum ditambah industri pariwisata Indonesia yang kini sedang berkembang pesat. Jadi tidak masuk akal jika kita mengatakan Indonesia langsung jatuh miskin begitu Papua lepas dari Indonesia. Kita tidak ingin Papua lepas dari NKRI bukan karena ingin mengeksploitasi kekayaan alamnya tetapi secara historis Papua memang sudah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya. Andaikata Pulau Papua setandus Gurun Saharapun, kita tetap ingin Papua menjadi bagian dari NKRI.

Mata uang kolonial dianggap sebagai mata uang nasional


Mata uang kolonial Belanda yang diklaim OPM sebagai mata uang Papua Barat

Jika ini adalah mata uang Papua Barat, mengapa wajah-wajah yang terpampang adalah wajah orang-orang kulit putih? Mengapa bukan wajah tokoh-tokoh OPM seperti Markus Kaisiepo, Ferry Awom, atau Kelly Kwalik? Jika kita lihat mata uang Filipina, maka yang terpampang di sana adalah wajah Jose Rizal, Emilio Aguinaldo, dan Apolinario Mabini, bukan wajah Ferdinand Magellan atau Raja Felipe II. Jika kita lihat mata uang Amerika Serikat, maka yang terpampang di sana adalah wajah George Washington, Alexander Hamilton, dan Benjamin Franklin, bukan wajah Raja George III. Tentu kalau hal ini disampaikan di depan orang-orang asing, mereka juga pasti tertawa terbahak-bahak. Semua orang langsung tahu lembar uang di atas merupakan mata uang kolonial Belanda di Papua Barat cukup dengan melihat tulisan “Nederlands Nieuw Guinea”.


Pernahkah Anda menyebut mata uang ini sebagai mata uang Republik Indonesia?

Indonesia melakukan genosida terhadap penduduk asli Papua
Memangnya apa sih arti dari kata “genosida”? Menurut KBBI, genosida berarti pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras. Menurut mereka, bukti pemerintah Indonesia melakukan genosida adalah jumlah pertumbuhan penduduk Papua yang terlihat lambat. Menurut mereka seharusnya penduduk asli Papua sudah mencapai 5 juta jiwa bukan 2 juta jiwa karena penduduk Papua Nugini sudah mencapai 5 juta jiwa. Pertanyaannya apakah mereka ini juga sudah menghitung orang-orang Papua yang tinggal di luar Papua? Lagipula tidak bisa bikin banyak anak kok orang lain yang disalahkan? Coba Anda pikirkan, lucu tidak sih kalau ada suami istri yang tidak bisa bikin anak malah ketua RT yang disalahkan? Filep Karma sendiri yang juga menggebu-gebu mengatakan bahwa terjadi genosida di Papua bukannya menikah dengan sesama orang Papua dan bikin anak-anak Papua sebanyak mungkin ternyata malah menikah sama orang Jawa. Sungguh munafik! Kalau memang benar-benar terjadi genosida di Papua, bagaimana bisa yang jadi gubernur dan wakil gubernur provinsi Papua dan Papua Barat adalah orang-orang asli Papua? Bagaimana bisa ada beberapa orang Papua yang jadi menteri Republik Indonesia? Lebih lucunya lagi, sudah tahu terjadi “genosida” bukannya sembunyi mereka malah bikin akun Facebook dan memasang foto wajahnya sebagai profile picture.


Inikah salah satu bukti adanya genosida?


Kalau benar terjadi genosida, mana mungkin ada orang asli Papua jadi gubernur?
Semua orang asli Papua adalah OPM
OPM ternyata tidak bisa membedakan mana etnis mana organisasi. OAP adalah sebuah etnis sedangkan OPM adalah sebuah organisasi. Sekarang pertanyaan saya apakah semua orang Muslim di Indonesia adalah FPI? Apakah semua orang kulit putih di Amerika Serikat adalah Ku Klux Klan? Jawabannya adalah “tidak”. Kita melihat tidak kalah banyak orang-orang Muslim yang membenci FPI dan orang-orang kulit putih yang membenci KKK. Begitu pula dengan orang-orang Papua, pasti ada orang-orang Papua yang membenci OPM. Seperti yang kita ketahui, OPM adalah organisasi yang dibentuk oleh budak-budak Belanda yang sakit hati karena majikan mereka diusir dari Tanah Papua. Mungkin mereka tidak diperbudak secara fisik tetapi mereka diperbudak secara mental oleh Belanda. Buktinya mereka tidak menganggap Belanda sebagai penjajah. Mereka telah dibentuk dengan pemikiran bahwa mereka adalah bangsa inferior sehingga membutuhkan bangsa Belanda untuk memerkenalkan mereka dengan peradaban seolah mereka tidak dapat membangun peradaban dengan kekuatan mereka sendiri. Jika semua orang asli Papua adalah OPM, apakah semua orang Papua suka “mencium pantat” orang Belanda seperti halnya OPM? Ada banyak orang Papua yang tidak mau disuruh “mencium pantat” orang Belanda, beberapa di antaranya adalah Silas Papare, Frans Kaisiepo, Marthen Indey, dan Johannes Dimara. Biasanya para simpatisan OPM hanya bisa mengatakan : “Mereka hanyalah cerita karangan Indonesia”. Maka saya juga bisa mengatakan : “Benny Wenda adalah cerita dongeng karangan OPM yaitu seseorang yang punya kekuatan menghipnotis banyak orang dengan gas kentut sehingga mereka mendukung Papua merdeka.”


Secara fisik mereka adalah budak tetapi jiwa mereka merdeka

Secara fisik mereka adalah merdeka tetapi jiwa mereka budak

1 komentar: